Pendahuluan Ilmu Filsafat

07.50 RetnoAfni 0 Comments





Refleksi kuliah 1 Filsafat Ilmu Pendidikan. Selasa, 8 September 2015 ruang 305b lm Prof.Dr.Marsigit, MA

Pertemuan kuliah pertama dengan bapak Prof.Dr.Marsigit, MA di kelas A Program Pascasarjana UNY jurusan pendidikan matematika semester 1  angkatan 2015 diawali dengan cukup unik, mahasiswa kelas A yang berjumlah 19 orang disuruh untuk membentuk bangku menjadi setengah lingkaran mengelilingi bapak Marsigit. Suasana hari Selasa, 8 September 2015 jam 11.10 WIB di ruang 305b gedung pasca lama menjadi lebih hangat ketika satu persatu mahasiswa memperkenalkan diri masing-masing, dengan menyebutkan nama, alamat asal, dan universitas asal.
Dalam mata kuliah filsafat ilmu pendidikan tersebut, bapak Marsigit menyampaikan pokok-pokok,prinsip-prinsip dan tata cara / adab perkuliahan. Uniknya lagi, selama penyampaian materi beliau menyarankan agar lebih baik mahasiswa merekam suara dan mendengarkan daripada mencatat. Prinsip belajar yang diterapkan oleh beliau adalah belajar kapanpun dan dimanapun, sehingga mahasiswa difasilitasi kuliah online yang tersedia di blog beliau yang mempunyai banyak link artikel untuk dibaca dan dipelajari.
Filsafat ilmu adalah pola pikir, dengan cakupan pola pikir yang luas meliputi sumber, pembenaran, logika, tatacara, etik dan estetika, cakupan, objek, metodologi, menurut siapa, kapan dan dimananya. Dalam berfilsafat ada tiga aspek yang di pelajari yaitu ontologi (hakikat), epistimologi (metodologi) dan estestika (kepantasan / benar dan salah / baik dan buruk). Dalam hal ini, filsafat ilmu lebih menjurus kepada epistimologi (metodologi), namun semua aspek saling berkaitan satu dengan yang lain sehingga jika kita mempelajari salah satu aspek dalam ilmu filsafat maka dengan sendirinya kita mempelajari aspek yang lain.
Adab-adab yang perlu di perhatikan dalam menempuh perkuliahan filsafat, yang pertama adalah kesiapan dalam mempelajari topik yang hard and soft ( menjurus ke arah spiritual ). Disini kita sebagai mahasiswa harus meneguhkan keyakinan sesuai kepercayaan / agama masing-masing karena kuliah filsafat level paling tinggi adalah mempelajari tentang pola pikir, yang berkaitan dengan Tuhan / aspek spiritualitas. Dalam filsafat, kita tidak boleh mencari Tuhan dengan pikiran karena ada batas dimana kita tidak bisa melampauinya yaitu hakekat dari ke-Tuhanan itu sendiri. Adab yang kedua yaitu mematangkan diri sendiri dari aspek psikologis, meliputui kesabaran, ketelatenan, keuletan, daya juang, dan sebagai orang dewasa kita harus berani bertanggung jawab atas perbuatan yang kita lakukan.
Dalam kuliah filsafat, tidak jelas itu perlu, tidak bisa itu benar, salah itu benar, dan tidak jelas itu penting. Itulah beda dan anehnya belajar matematika dengan belajar filsafat. Belajar matematika berawal dari yang berantakan / abstrak menjadi jelas dan solid di akhir, sedangkan belajar filsafat diawali dari yang solid dan jelas menjadi berantakan di akhir, jadi kita harus menyiapkan diri kita untuk kacau dalam pikiran tetapi jangan kacau di dalam hati karena kacau di dalam pikiran adalah awal dari pengetahuan.
Bismillahirrahmanirrahim, Semangat berfilsafat ! ^^

0 komentar: