Elegi Pemberontakan Tes Jawab Singkat

23.28 RetnoAfni 0 Comments


Refleksi kuliah 12 Filsafat Ilmu Pendidikan
NURAFNI RETNO KURNIASIH / 15709251007
Selasa, 8 Desember 2015 ruang 305b gedung pasca lama.
pukul 11.10 - 12.50 WIB
Prof.Dr.Marsigit, M.A.


Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum wr.wb.
Pada pertemuan perkuliahan keduabelas ini, bapak Marsigit membuat topik yang menarik, yaitu dengan membuat elegi pemberontakan tes jawab singkat. Berikut ceritanya:

Begawat :
Wahai tes jawab singkat, ada apa dengan dirimu itu? aku lihat dirimu tidak gembira? Malah bersungut sungut seperti itu

Tes jawab singkat :
Bukankah tuan sendiri yang menyebabkan diriku seperti ini keadaannya? wahai tuan begawat, jika engkau ingin disebut seorang begawat.

Begawat :
Ya, aku begawat. Begawat adalah subjeknya dari objek. Jika aku yang membuat soal, aku adalah subjek, soal adalah objek. Jika aku subjek atau aku begawat maka obyeknya adalah cantraka. Kalau aku dosen begawat, mahasiswa adalah cantraka. Kalau aku dewanya anda adalah daksanya. Ya gitu aja kok repot namanya saja bahasa analog.

Tes jawab singkat :
Wahai begawat kenapa engkau bicara sendiri? Ngalor ngidul nggak karu – karuan! Bukankah engkau itu baru saja bertanya kepada saya mengenai keadaan saya?

Begawat :
Oh iya lupa,sory yaa... Hehehe. Sebenar - benar filsafat adalah membicarakan yang ada dan yang mungkin ada. Lalu kenapa engkau tadi bertanya seperti itu kepadaku, tes jawab singkat? Kan berkali - kali sudah aku katakan kalau engkau itu telah menjadi mitos. Lihatlah para cantraka itu! Takutnya sama engkau...cantraka itu kalau seperti itu artinya tidak sedang belajar filsafat...dia pikir hidup ini hanya dipenuhi dengan dirimu itu, yang penting ya dirimu itu. Maka aku sebagai dewamu ingin mengambil sikap untuk mengingatkan dirimu. Tapi engkau rupanya tak tahu diri. Maka marahlah aku itu kemarin. Kuperagakan aku ini sebetul - betul diriku. Kutunjukkan bahwa aku ini seorang dewa bagi dirimu. Aku bisa marah. Kalau aku sudah marah kejam sekali tampaknya. Bukankah engkau sudah merasakannya? Maka berhati-hatilah bahwa sebenar-benar musuhmu sebagai mitos adalah logosku.
Tes jawab singkat :
Iya iya iya… saya tahu... saya tahu... Kalau begitu baiklah Begawat, tetapi saya merasakan sebenar-benar dirimu kemarin adalah berlaku tidak adil kepada saya. Engkau itu berlaku semena-mena, sangat kejam dan mencampakkan diriku seakan-akan aku tiadalah arti di dunia ini.

Begawat :
Lalu apa yang sebenarnya engkau inginkan?

Tes jawab singkat :
Ketika seseorang sudah tertutup mata hati dan juga pikirannya. Apalah guna sebuah usul? Sebuah saran? apalagi nasehat? .Anda sendiri yang memulai, tentu anda sendiri yang mengakhirinya, anda sendiri yang mengetahuinya. Kenapa aku yang disuruh memberikan solusinya? Sebenar-benar diriku tidak lah berdaya di depanmu.

Begawat :
Ooh begitu… Singkat kata engkau itu menuntut keadilan?

Tes jawab singkat :
Iyalah…Apalagi? Bukankah engkau sebenar-benar dirimu Sang Begawat tahu bahwa sejelek-jelek diriku ada manfaatnya. Faktanya engkau menggembor – gemborkan kesana kesini mengatakan bahwa manfaatku untuk mengadakan yang mungkin ada. Namun kenapa engkau telah tergoda dan berlaku parsial? Berlaku dzolim terhadap diriku? Padahal sebenar-benar diriku itu ada, mengada dan ada pengadanya di sini atau di luar sana, dalam dirimu atau di luar dirimu.

Begawat :
Kalau begitu apa sebetulnya keinginanmu? Tolong sampaikan saja kepada saya, wahai tes jawab singkat. Sekali lagi saya tidak bisa memberikan solusi. Saya juga tidak perlu bertanya lebih banyak tentang dirimu karena aku telah engkau perlakukan dengan semena-mena.

Tes jawab singkat :
Wahai Begawat, berhati-hatilah engkau, jangan mentang-mentang kamu sedang berkuasa. Suaramu itu direkam di mana-mana dan bisa diperdengarkan.

Begawat :
Kalau rekaman itu isinya salah, maka itu mah ilegal. Karena yang legal hanya yang benar-benar saja.

Tes jawab singkat :
Wahai orang tua berambut putih, tolonglah diriku, aku ingin minta tolong kepadamu sekaligus mengajukan pertanyaan. Tolonglah diriku untuk menghadapi Sang Begawat yang saat ini telah menjelma menjadi mitos melebihi diriku.
(Pada konvensi tak tertulis, orang tua berambut putih akan selalu datang jika ada pertanyaan)
Orang Tua Berambut Putih:
Hae hae hae hae hae, Sekali lagi, hae…
Hae hae hae hae hae, Sekali lagi, hae…
Ada apa tes jawab singkat? engkau mengajukan pertanyaan kepada diriku? Padahal sebenar-benar diriku akan muncul kapanpun dimanapun jika ada pertanyaan. Silakan ajukan pertanyaanmu dan apa persoalanmu?

Tes jawab singkat :
Baiklah orang tua berambut putih, sadar atau tidak sadar, diketahui atau tidak diketahui, pasti engkau sadar dan pasti engkau mengetahuinya. Inilah aku sedang mengalami situasi di mana diriku didzolimi luar biasa. Selama ini aku yang terus terang telah mengambil manfaat dari logos untuk menjadi mitos, tapi ternyata logos juga telah berubah menjadi mitos. Logos Begawat telah berubah menjadi mitos Begawat. Untuk itu saya mengajukan pertanyaan atau mohon solusinya. Apakah yang harus saya kerjakan?

Orang Tua Berambut Putih :
Benar Begawat? Apakah begitu kejadiannya?

Begawat :
Kejadian yang mana?

Orang Tua Berambut Putih:
Ooh yaa…Ternyata aku juga sudah mengetahui bahwa Sang Begawat sedang tertutup mendung hati dan fikirannya. Wahai Begawat, Begawat! Hei Begawat! Bangun!

Begawat :
Oh oh oh ya
Oh oh oh ya

Orang Tua Berambut Putih:
Betapa pun hebatnya dirimu Begawat, engkau tentulah harus takut juga dengan Orang Tua Berambut Putih! Hukumnya harus begitu. Karena engkau adalah obyeknya, karena engkau adalah sifatnya. Aku peringatkan kepada dirimu dalam waktu yang terbatas ini, ketahuilah bahwa dirimu telah bersifat parsial! Ketahuilah pula bahwa sifat parsial itu sebagai sumber ketidakbahagiaan di dunia. Lihatlah Cantraka itu! pontang panting kesana kesini. Itu adalah fenomena Cantraka, engkau tidak  bisa merasakan bagaimana susah dan sedihnya seorang Cantraka mengikuti jejak klaim yang engkau dirikan seakan-akan sebagai mitosnya logos.

Begawat :
Hah? mitosnya logos?

Orang Tua Berambut Putih:
Logosnya mitos?!

Begawat :
Hah? logosnya mitos?

Orang Tua Berambut Putih:
Mitosnya mitos ?!

Begawat :
Hah? mitosnya mitos?

Orang Tua Berambut Putih:
Logosnya logos?!

Begawat :
Hah? logosnya logos?

Orang Tua Berambut Putih:
Logosnya logos logos logos?! Mitosnya mitos mitos mitos?! Logoslogoslogoslog bathok?! . Apakah engkau sadar, wahai Begawat?

Begawat :
(grrk grrk grrk) Ya ampun…ya ampun…maafkan tuan Orang Tua Berambut Putih. Baru kali ini aku menyadari ternyata ada logosnya logos logos. Logos logos logos. Mitos mitos mitos. Kualitatif kualitatif kualitatif. Kuantitatif kuantitatif kuantitatif, dan seterusnya semauku, semau kita, semau Cantraka.

Orang Tua Berambut Putih:
Itulah dunia menuju kelengkapan dariku, dari diriku yang tidak serba lengkap atau ketidaklengkapan. Oleh karena itu wahai Begawat, dengan ini aku perintahkan dirimu. Berilah kesempatan dan berlakulah adil terhadap mitos-mitos dan logos-logos untuk berikhtiar agar mitos menuju logos. Klaim mu bahwa mitos adalah mitos belum tentu sesuai dengan ruang dan waktunya. Klaim mu bahwa dirimu adalah logos juga belum tentu sesuai dengan ruang dan waktunya.

Begawat :
Singkatnya bagaimana Orang Tua Berambut Putih?

Orang Tua Berambut Putih:
Singkatnya, minggu depan boleh engkau adakan lagi tes jawab singkat.

Orang Tua Berambut Putih Kedua:
O o o o o o ...

Begawat:
Ada apa Orang Tua Berambut Putih Kedua?

Orang Tua Berambut Putih Kedua:
Saya telah menyaksikan Sang Begawat mendapatkan wahyu. Karena sang Begawat mendapatkan wahyu, maka tes jawab singkat juga mendapatkan wahyu dan Cantraka juga mendapatkan wahyu. Wahyu berwahyu dan logos berlogos.

Begawat :
Oh begitu…Saya menyadari karena masih banyak yang mungkin ada dan perlu diadakan.

Alhamdulillahirobbilalamin, Demikianlah sebenar-benarnya proses terjadinya elegi. Filsafat itu unik dan aneh kalau sudah terkena ruang dan waktu. Filsafat mempelajari aspek dari hermeunitika, yaitu terjemah dan menerjemahkan. Maka dari itu tidaklah cukup jika ada pertanyaan kemudian jawaban hanya singkat, perlu penjelasan lebih lanjut. Tes jawab singkat itu perlu, namun memandang sisi proporsionalnya, dalam menjelaskan juga perlu proporsional.

Wassalamualaikum wr.wb.

0 komentar: