SELAMAT SORE BILANGAN BINER
SELAMAT SORE BILANGAN BINER
(portfolio 1)
Sore ini matahari
menutup diri dengan awan abu – abu. Goresan senja terlihat samar di Barat. Aku
sedang duduk di teras rumah saat adikku rewel di ruang makan karena tidak ada
lauk untuk makan malam. Hujan yang sejak tadi pagi terus mengguyur tanpa jeda
membuat kami malas keluar rumah untuk sekedar beli telur di warung terdekat.
“mbak! SMS ibu sih,
minta tolong beli lauk kalau pulang, adek pengen ayam goreng!”.
Adikku yang rewel itu,
selalu lebih galak dari kakaknya. Aku cuma menghela nafas dan mulai mengetik
sms.
‘Assalamualaikum wrwb. Ibu
bpk sdh sampai mn?lauk mkn mlm beli ayam goreng ya bu? Cepat pulang sdh lapar
hiks’.
108 karakter SMS dikirim.
Laporan diterima. Status terkirim.
“udah terkirim SMSnya
tapi belum dibalas”, kataku malas.
Aku membenarkan posisi
duduk karena adikku memaksa duduk bersebelahan. Ibu dan bapakku pergi keluar
kota sejak kemarin, dan mereka hari ini pulang.
“mbak, kok SMS bisa
cepat terkirim ya?”
“ya bisa lah kan sudah
canggih”
Satu menit kemudian
handphone ku berbunyi. Ringtone tanda SMS masuk. Adikku bersemangat mendengarnya.
Matanya jelas terlihat bersinar berharap itu adalah SMS balasan dari ibu. Kubuka
SMS itu dengan sekali tekan tombol handphone. Benar dari ibu.
“ya, ibu sudah hampir sampai,
sudah dibelikan ayam goreng dan gorengan... disini masih hujan, ibu bapak
sedang berteduh di masjid sekalian menunggu maghrib”.
Adikku langsung
berteriak senang “yeeeaaaahhh!!!”. Adikku yang rewel dan galak, sudah kelas 1
SMP. “mbak gimana tadi kok bisa sih SMS itu cepat terkirim dan cepat diterima? Kan
handphone mbak sama punya ibu jauh...”.
Adikku yang selalu ingin
tahu, mau tidak mau membuatku membuka google. Aku mahasiswa pendidikan
matematika, baru semester awal kuliah. Masih minim pengetahuan tentang teknologi
seperti itu, apalagi mata kuliah yang aku pelajari tidak ada yang membahas
teknologi secara khusus tentang jaringan seperti itu. Pencarian selesai. Aku mulai
membaca – baca sekilas beberapa artikel di google. Yang aku bingungkan adalah
bagaimana menjelaskan proses itu untuk adikku yang baru kelas 1 SMP agar
mengerti. Tentang teknologi analog, teknologi digital, sistem bilangan biner yang
rumit, dan istilah – istilah teknologi yang aku juga tidak begitu mengerti.
“ya memang cepat sekali,
tapi SMS itu sebenarnya tidak mudah prosesnya. Setelah kita menulis pesan dalam
bentuk teks, lalu dijadikan suatu kode, jadi tidak langsung dikirim ke
handphone ibu, tapi dikirim dulu ke tower terdekat, lalu dari tower itu dikirim
ke satelit, setelah mengalami proses yang rumit di satelit, dikirim ke SMS
Centernya atau pusatnya, dari situ masih ada proses lagi... saat SMSnya masuk
ke sistem di kantor itu, kita bisa tahu sms itu terkirim atau gagal, lalu
dikirim lagi ke tower lain yang paling dekat lokasinya dengan ibu...dan masuk
lah pesan itu ke handphone ibu”
“terus mbak?”
“adek udah belajar TIK
kan? Pernah dengar analog atau digital?”
“udah mbak hehehe, saat menulis
SMS huruf – hurufnya waktu dikirim dirubah dulu ke sinyal analog dan digital,
tapi masih bingung kok bisa begitu”
“teknologi digital itu memungkinkan
perubahan format dari sinyal menjadi format biner dimana data atau informasi diwakili
oleh serangkaian angka 1 dan 0”
“biner itu apa mbak?”
Aku lalu mengetikkan kata
kunci pencarian di google tentang bilangan biner. Tidak mudah menjawab
pertanyaan adikku tanpa ada sumbernya. Di masa perkembangan pola pikirnya yang
masih sederhana, setidaknya aku mampu menjelaskan dengan benar. Posisiku disini
sekarang adalah aku sebagai sumber belajarnya di luar sekolah. Bisa jadi
pembicaraan santai ini akan dikenangnya ketika di sekolah, atau di tempat lain.
Aku tidak mau adikku salah persepsi awal tentang hal ini. Kubacakan informasi
yang kudapat dari wikipedia
“Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem
penulisan angka dengan
menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua
sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner, kita dapat mengkonversinya
ke sistem bilangan Oktal atau Hexadesimal, Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu berjumlah 8,
dengan istilah 1 Byte/bita. Dalam istilah
komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII, American Standard Code for Information
Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte”.
Aku tertawa
melihat adikku yang menatapku dengan tatapan kosong. Entah efek lapar atau
karena bingung dengan penjelasan yang kubaca. Aku mengambil kesimpulan kalau struktur
pikiran dia belum bisa langsung sampai ke penjelasan dengan istilah asing semacam
itu. Ibu dan bapak belum juga sampai rumah. Aku memutuskan untuk mengenalkan
sedikit tentang bilangan biner sembari menunggu kepulangan mereka.
“Mbak ceritakan
tentang bilangan biner ya?”
“iya dong
mbak, jadi penasaran nih”
“Sistem bilangan biner modern itu ditemukan
oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada tahun 1679. Dia adalah seorang filsuf
Jerman keturunan Sorbia dan berasal dari Sachsen.
Selain seorang filsuf,
ia adalah ilmuwan, matematikawan, diplomat, ahli fisika, sejarawan dan doktor
dalam hukum duniawi dan hukum gereja. Ia dianggap sebagai Jiwa Universalis
zamannya dan merupakan salah seorang filsuf yang paling berpengaruh pada abad ke-17
dan ke-18. Leibniz lahir di kota Leipzig, Sachsen pada tahun 1646. Orang
tuanya, terutama ayahnya Friedrich Leibniz sudah sejak awal membangkitkan rasa
ketertarikannya terhadap masalah-masalah yuridis dan falsafi. Ayahnya merupakan
seorang ahli hukum dan profesor dalam bidang etika dan ibunya adalah putri
seorang ahli hukum pula. Gottfried Leibniz telah belajar bahasa Yunani dan
bahasa Latin pada usia 8 tahun berkat kumpulan buku-buku ayahnya yang luas.
Pada usia 12 tahun ia telah mengembangkan beberapa hipotesa logika yang menjadi
bahasa simbol matematika”.
“wow
pinter ya mbak?”
“iya...itu sejarahnya yang menemukan
bilangan biner, kalau perhitungan dalam biner itu mirip dengan menghitung dalam
sistem bilangan lain. Dimulai dengan angka pertama, dan angka selanjutnya.
Dalam sistem bilangan desimal, perhitungan mnggunakan angka 0 hingga 9 kan? sedangkan
dalam biner hanya menggunakan angka 0 dan 1.”
“ooh malah lebih sedikit ya mbak
angkanya? Lebih gampang dong!”
“ya begitulah, ketika menghitung dengan
bilangan biner tetap ada juga aturannya ketika akan menjumlahkan atau
mengurangkan, berbeda dengan operasi aritmatika bilangan biasa”
“contohnya bagaimana mbak?”
Aku
bergegas mengambil sembarang kertas yang terlihat kosong dan pulpen di ruang
tengah lalu kembali ke teras rumah. Malah aku yang bersemangat. Aku menunjukkan
contoh bilangan biner dari internet, lalu menuliskan contoh konversi bilangan
biner ke bilangan desimal.
“ini
contoh bilangan biner...
“lalu
kalau mau merubah bilangan biner ke desimal begini, misalkan kita ingin
mengkonversi nilai 8 bit 10011101 menjadi nilai desimal, kita dapat menggunakan
rumus seperti di bawah ini bahwa:
128
|
64
|
32
|
16
|
8
|
4
|
2
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
Nah lihat dek, kita menempatkan angka 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128
(pangkat dua) dalam urutan numerik terbalik, dan kemudian ditulis nilai biner
di bawahnya. Untuk mengkonversi, Adek hanya mengambil nilai dari baris atas di
mana ada angka 1 di bawah, dan kemudian menambahkan nilai-nilai tersebut
bersamaan. Misalnya, dalam contoh, kta akan menjumlahkan angka pada baris atas
yang diwakili oleh angka 1 dibawah maka dijumlahkan seperti ini : 128 + 16 + 8
+ 4 + 1 = 157.
Karena kita tahu biner adalah basis 2
maka angka di atas dapat ditulis sebagai berikut :
1*27 + 0*26 + 0*25 + 1*24 + 1*23 + 1*22 + 0*21 + 1*20 = 157.”
1*27 + 0*26 + 0*25 + 1*24 + 1*23 + 1*22 + 0*21 + 1*20 = 157.”
Kalau untuk mengubah desimal ke biner
juga sangat sederhana, Adek hanya membagi nilai desimal dengan 2 dan kemudian
menuliskan sisanya, lalu diulangi prosesnya sampai Adek tidak bisa membagi
dengan 2 lagi, misalnya kita ambil contoh nilai desimal 157:
157 ÷ 2 = 78
dengan sisa 1
78 ÷ 2 =
39 dengan
sisa 0
39 ÷ 2 =
19 dengan
sisa 1
19 ÷ 2 =
9 dengan
sisa 1
9 ÷ 2 =
4 dengan
sisa 1
4 ÷ 2 =
2 dengan
sisa 0
2 ÷ 2 =
1 dengan
sisa 0
1 ÷ 2 = 0
dengan sisa 1
Sisa hasil perhitungan tersebutlah
merupakan penulisan bilangan binary yaitu 10111001, begitu dek”
Adikku
terlihat antusias, dia mengangguk – angguk sambil membaca ulang tulisanku. Aku
tidak tahu adikku benar – benar mengerti atau tidak, tentang apa itu istilah
bit, byte, oktal, atau heksadesimal. Melihatnya tertarik dan merasa ingin tahu dengan
hal yang berkaitan dengan matematika sudah membuat aku cukup senang. Ibu dan
bapak baru saja sampai di rumah ketika aku dan adikku sedang asyik mencoba mengkonversi
beberapa kode biner.
Sumber :
http://kopicopi.blogspot.co.id/2014/01/penemu-sistem-bilangan-biner-modern.html
0 komentar: