Elegi Pemberontakan Tes Jawab Singkat
Refleksi kuliah 12 Filsafat Ilmu
Pendidikan
NURAFNI RETNO KURNIASIH / 15709251007
Selasa, 8 Desember 2015 ruang 305b
gedung pasca lama.
pukul 11.10 - 12.50 WIB
Prof.Dr.Marsigit, M.A.
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum
wr.wb.
Pada pertemuan perkuliahan keduabelas ini, bapak
Marsigit membuat topik yang menarik, yaitu dengan membuat elegi pemberontakan
tes jawab singkat. Berikut ceritanya:
Begawat :
Wahai
tes jawab singkat, ada apa dengan dirimu itu? aku lihat dirimu tidak gembira? Malah
bersungut sungut seperti itu
Tes jawab singkat :
Bukankah
tuan sendiri yang menyebabkan diriku seperti ini keadaannya? wahai tuan
begawat, jika engkau ingin disebut seorang begawat.
Begawat :
Ya,
aku begawat. Begawat adalah subjeknya dari objek. Jika aku yang membuat soal,
aku adalah subjek, soal adalah objek. Jika aku subjek atau aku begawat maka obyeknya
adalah cantraka. Kalau aku dosen begawat, mahasiswa adalah cantraka. Kalau aku
dewanya anda adalah daksanya. Ya gitu aja kok repot namanya saja bahasa analog.
Tes jawab singkat :
Wahai
begawat kenapa engkau bicara sendiri? Ngalor ngidul nggak karu – karuan!
Bukankah engkau itu baru saja bertanya kepada saya mengenai keadaan saya?
Begawat :
Oh
iya lupa,sory yaa... Hehehe. Sebenar - benar filsafat adalah membicarakan yang
ada dan yang mungkin ada. Lalu kenapa engkau tadi bertanya seperti itu kepadaku,
tes jawab singkat? Kan berkali - kali sudah aku katakan kalau engkau itu telah
menjadi mitos. Lihatlah para cantraka itu! Takutnya sama engkau...cantraka itu
kalau seperti itu artinya tidak sedang belajar filsafat...dia pikir hidup ini
hanya dipenuhi dengan dirimu itu, yang penting ya dirimu itu. Maka aku sebagai
dewamu ingin mengambil sikap untuk mengingatkan dirimu. Tapi engkau rupanya tak
tahu diri. Maka marahlah aku itu kemarin. Kuperagakan aku ini sebetul - betul
diriku. Kutunjukkan bahwa aku ini seorang dewa bagi dirimu. Aku bisa marah. Kalau
aku sudah marah kejam sekali tampaknya. Bukankah engkau sudah merasakannya?
Maka berhati-hatilah bahwa sebenar-benar musuhmu sebagai mitos adalah logosku.
Tes jawab singkat :
Iya
iya iya… saya tahu... saya tahu... Kalau begitu baiklah Begawat, tetapi saya
merasakan sebenar-benar dirimu kemarin adalah berlaku tidak adil kepada saya.
Engkau itu berlaku semena-mena, sangat kejam dan mencampakkan diriku
seakan-akan aku tiadalah arti di dunia ini.
Begawat :
Lalu
apa yang sebenarnya engkau inginkan?
Tes jawab singkat :
Ketika
seseorang sudah tertutup mata hati dan juga pikirannya. Apalah guna sebuah usul?
Sebuah saran? apalagi nasehat? .Anda sendiri yang memulai, tentu anda sendiri
yang mengakhirinya, anda sendiri yang mengetahuinya. Kenapa aku yang disuruh
memberikan solusinya? Sebenar-benar diriku tidak lah berdaya di depanmu.
Begawat :
Ooh
begitu… Singkat kata engkau itu menuntut keadilan?
Tes jawab singkat :
Iyalah…Apalagi?
Bukankah engkau sebenar-benar dirimu Sang Begawat tahu bahwa sejelek-jelek
diriku ada manfaatnya. Faktanya engkau menggembor – gemborkan kesana kesini
mengatakan bahwa manfaatku untuk mengadakan yang mungkin ada. Namun kenapa
engkau telah tergoda dan berlaku parsial? Berlaku dzolim terhadap diriku?
Padahal sebenar-benar diriku itu ada, mengada dan ada pengadanya di sini atau
di luar sana, dalam dirimu atau di luar dirimu.
Begawat :
Kalau
begitu apa sebetulnya keinginanmu? Tolong sampaikan saja kepada saya, wahai tes
jawab singkat. Sekali lagi saya
tidak bisa memberikan solusi. Saya juga tidak perlu bertanya lebih banyak
tentang dirimu karena aku telah engkau perlakukan dengan semena-mena.
Tes jawab singkat :
Wahai
Begawat, berhati-hatilah engkau, jangan mentang-mentang kamu sedang berkuasa.
Suaramu itu direkam di mana-mana dan bisa diperdengarkan.
Begawat :
Kalau
rekaman itu isinya salah, maka itu mah ilegal. Karena yang legal hanya yang
benar-benar saja.
Tes jawab singkat :
Wahai
orang tua berambut putih, tolonglah diriku, aku ingin minta tolong kepadamu
sekaligus mengajukan pertanyaan. Tolonglah diriku untuk menghadapi Sang Begawat
yang saat ini telah menjelma menjadi mitos melebihi diriku.
(Pada
konvensi tak tertulis, orang tua berambut putih akan selalu datang jika ada
pertanyaan)
Orang Tua Berambut Putih:
Hae
hae hae hae hae, Sekali lagi, hae…
Hae
hae hae hae hae, Sekali lagi, hae…
Ada
apa tes jawab singkat? engkau mengajukan pertanyaan kepada diriku? Padahal
sebenar-benar diriku akan muncul kapanpun dimanapun jika ada pertanyaan.
Silakan ajukan pertanyaanmu dan apa persoalanmu?
Tes jawab singkat :
Baiklah
orang tua berambut putih, sadar atau tidak sadar, diketahui atau tidak
diketahui, pasti engkau sadar dan pasti engkau mengetahuinya. Inilah aku
sedang mengalami situasi di mana diriku didzolimi luar biasa. Selama ini aku yang
terus terang telah mengambil manfaat dari logos untuk menjadi mitos, tapi
ternyata logos juga telah berubah menjadi mitos. Logos Begawat telah berubah menjadi
mitos Begawat. Untuk itu saya mengajukan pertanyaan atau mohon solusinya.
Apakah yang harus saya kerjakan?
Orang Tua Berambut Putih :
Benar
Begawat? Apakah begitu kejadiannya?
Begawat :
Kejadian
yang mana?
Orang Tua Berambut Putih:
Ooh
yaa…Ternyata aku juga sudah mengetahui bahwa Sang Begawat sedang tertutup
mendung hati dan fikirannya. Wahai Begawat, Begawat! Hei Begawat! Bangun!
Begawat :
Oh
oh oh ya
Oh
oh oh ya
Orang Tua Berambut Putih:
Betapa
pun hebatnya dirimu Begawat, engkau tentulah harus takut juga dengan Orang Tua
Berambut Putih! Hukumnya harus begitu. Karena engkau adalah obyeknya, karena
engkau adalah sifatnya. Aku peringatkan kepada dirimu dalam waktu yang terbatas
ini, ketahuilah bahwa dirimu telah bersifat parsial! Ketahuilah pula bahwa
sifat parsial itu sebagai sumber ketidakbahagiaan di dunia. Lihatlah Cantraka
itu! pontang panting kesana kesini. Itu adalah fenomena Cantraka, engkau
tidak bisa merasakan bagaimana susah dan sedihnya seorang Cantraka
mengikuti jejak klaim yang engkau dirikan seakan-akan sebagai mitosnya logos.
Begawat :
Hah?
mitosnya logos?
Orang Tua Berambut Putih:
Logosnya
mitos?!
Begawat :
Hah?
logosnya mitos?
Orang Tua Berambut Putih:
Mitosnya
mitos ?!
Begawat :
Hah?
mitosnya mitos?
Orang Tua Berambut Putih:
Logosnya
logos?!
Begawat :
Hah?
logosnya logos?
Orang Tua Berambut Putih:
Logosnya
logos logos logos?! Mitosnya mitos mitos mitos?! Logoslogoslogoslog bathok?! . Apakah
engkau sadar, wahai Begawat?
Begawat :
(grrk
grrk grrk) Ya ampun…ya ampun…maafkan tuan Orang Tua Berambut Putih. Baru kali
ini aku menyadari ternyata ada logosnya logos logos. Logos logos logos. Mitos
mitos mitos. Kualitatif kualitatif kualitatif. Kuantitatif kuantitatif
kuantitatif, dan seterusnya semauku, semau kita, semau Cantraka.
Orang Tua Berambut Putih:
Itulah
dunia menuju kelengkapan dariku, dari diriku yang tidak serba lengkap atau
ketidaklengkapan. Oleh karena itu wahai Begawat, dengan ini aku perintahkan dirimu.
Berilah kesempatan dan berlakulah adil terhadap mitos-mitos dan logos-logos
untuk berikhtiar agar mitos menuju logos. Klaim mu bahwa mitos adalah mitos
belum tentu sesuai dengan ruang dan waktunya. Klaim mu bahwa dirimu adalah
logos juga belum tentu sesuai dengan ruang dan waktunya.
Begawat :
Singkatnya
bagaimana Orang Tua Berambut Putih?
Orang Tua Berambut Putih:
Singkatnya,
minggu depan boleh engkau adakan lagi tes jawab singkat.
Orang Tua Berambut Putih
Kedua:
O
o o o o o ...
Begawat:
Ada
apa Orang Tua Berambut Putih Kedua?
Orang Tua Berambut Putih
Kedua:
Saya
telah menyaksikan Sang Begawat mendapatkan wahyu. Karena sang Begawat
mendapatkan wahyu, maka tes jawab singkat juga mendapatkan wahyu dan Cantraka
juga mendapatkan wahyu. Wahyu berwahyu dan logos berlogos.
Begawat :
Oh
begitu…Saya menyadari karena masih banyak yang mungkin ada dan perlu diadakan.
Alhamdulillahirobbilalamin, Demikianlah
sebenar-benarnya proses terjadinya elegi. Filsafat itu unik dan aneh kalau
sudah terkena ruang dan waktu. Filsafat mempelajari aspek dari hermeunitika, yaitu
terjemah dan menerjemahkan. Maka dari itu tidaklah cukup jika ada pertanyaan
kemudian jawaban hanya singkat, perlu penjelasan lebih lanjut. Tes jawab
singkat itu perlu, namun memandang sisi proporsionalnya, dalam menjelaskan juga
perlu proporsional.
Wassalamualaikum wr.wb.
0 komentar: