METODE CAMPURAN (MIXED METHODS)
Metodologi Penelitian Pendidikan; Selasa, 1 Desember 2015
Ruang PPG 2 Laboratorium Matematika UNY pukul 07.30 –
10.00 WIB
METODE CAMPURAN (MIXED
METHODS)
1.
Metode Campuran (Mixed
Methods)
Rancangan
penelitian metode campuran (mixed methods
research design) adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis,
“dan mencampur” metode kuantitatif dan kualitatif dalam suatu penelitian atau
serangkaian penelitian untuk memahami permasalahan penelitian
(Cresswell&Plano Clark, 2011).
Asumsi
dasarnya adalah penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif secara gabungan.
Berdasarkan asumsi tersebut, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
permasalahan dan pertanyaan penelitian daripada jika secara sendiri – sendiri.
Pada
pelaksanaannya dibutuhkan ketrampilan tertentu dalam penggunaan metode ini,
yaitu : (1) prosedurnya memakan banyak waktu, (2) membutuhkan pengumpulan, (3)
analisis data ekstensif.
2.
Pengolahan data dengan mixed methods
a. Melibatkan merging (menyatukan/ menggabungkan)
b. Connecting (menghubungkan / membuat basis – data yang
satu menjelaskan basis – data yang lain)
c. Building (membangun / membuat basis – data yang satu
membangun sesuatu yang baru yang digunakan dalam basis data yang lain)
d. Embedding (menanamkan / menempatkan basis – data yang
satu dalam basis – data lain yang lebih besar)
e. Di –mixed (dicampur) dalam penelitian metode campuran.
Kapan kita menggunakan mixed methods?
Ketika kita memiliki data
kuantitatif dan kualitatif, dan tipe data ini secara bersama – sama memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan penelitian, dibandingkan jika
secara sendiri – sendiri.
3. Pengertian Mixed Methods
Penelitian metode campuran adalah
suatu rancangan yang baik untuk digunakan jika kita mencoba mendasarkan pada
kekuatan data kuantitatif maupun kualitatif.
4.
6 Rancangan Metode Campuran (dilihat dari aspek
pengumpulan data)
A. Rancangan Konvergen
Adalah mengumpulkan data
kuantitatif dan kualitatif secara simultan, menggabungkan datanya,
membandingkan hasilnya, dan menjelaskan semua deskripsi dalam hasilnya.
Tujuan dari rancangan ini, adalah
untuk menjelaskan hasil kuantitatif dengan data kualitatif dari suatu
penelitian untuk melihat apakah mereka berkonvergensi dan memberikan hasil
serupa.
B. Rancangan Sekuensial Eksplanatoris
Adalah rancangan eksplanatoris,
yang terdiri atas pertama – tama mengumpulkan data kualitatif untuk membantu
menjelaskan atau mengelaborasi tentang hasil kuantitatif. Latar belakang
pemikiran untuk pendekatan ini adalah data kuantitatif dan hasil memberikan
gambaran umum tentang permasalahan penelitiannya; lebih banyak analisis,
khususnya melalui pengumpulan data kualitatif, diperlukan untuk menyempurnakan,
memperluas, atau menjelaskan gambaran kuantitatif umumnya.
C. Rancangan Sekuensial Eksploratoris
Dimulai dengan data kualitatif
dan setelah itu mengumpulkan informasi kuantitatif. Metode ini terdiri atas
pertama – tama mengumpulkan data kuantitatif dan setelah itu mengumpulkan data
kualitatif untuk membantu menjelaskan atau mengelaborasi tentang hasil kuantitatif. Latar belakang pemikiran
untuk pendekatan ini adalah data kuantitatif dan hasil memberikan gambaran umum
tentang permasalahan penelitiannya; lebih banyak analisis, khususnya melalui
pengumpulan data kualitatif, diperlukan untuk menyempurnakan, memperluas, atau
menjelaskan gambaran kuantitatif umumnya.
D. Rancangan Sekuensial Eksploratoris
Mulai dengan data kualitatif dan setelah
itu mengumpulkan informasi kuantitatif. Metode ini melibatkan prosedur pertama
–tama mengumpulkan data kualitatif untuk mengeksplorasi suatu fenomena dan
setelah itu mengumpulkan data kuantitatif untuk menjelaskan hubungan yang
ditemukan dalam data kualitatif.
Niat rancangan ini adalah untuk
pertama – tama mengeksplorasi suatu sampel secara kualitatif untuk menentukan
pertanyaan apa yang akan ditanyakan, variabel apa yang akan di ukur, dan siapa
orang yang akan ditanyai.
E. Rancangan eksperimental
Maksud rancangan eksperimental
adalah membungkus suatu rancangan metode campuran dasar dalam suatu eksperimen.
Rancangan ini pada dasarnya berarti bahwa peneliti menambahkan pengumpulan
data, analisis data, dan hasil kualitatif ke dalam suatu eksperimen.
Menambahkan data kualitatif ke
dalam suatu eksperimen sebelum eksperimen dimulai, selama eksperimen, atau
segera setelah eksperimen selesai.
F. Rancangan keadilan Sosial
Rancangan keadilan sosial adalah
suatu rancangan metode campuran dimana suatu kerangka kerja (misalnya feminis
atau etnik) membungkus rancangan dasar konvergen, eksplanatoris, atau
eksploratoris.
Niat tipe rancangan metode
campuran ini adalah untuk melaksanakan suatu penelitian konvergen,
eksplanatoris, atau eksploratori.
G. Rancangan Evalasi Multitahap
Rancangan evaluasi multitahap
adalah rancangan metode campuran yang digunakan ketika peneliti mencoba
mengevaluasi dampak suatu program atau proyek.
Peneliti metode campuran
menggunakan rancangan konvergen, eksplanatoris, atau eksploratoris secara multitahap
dalam implementasi program.
5.
Merancang Prosedur-Prosedur Mixed Methods Research
Menurut John W Creswell
(2009:840), ada beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan terlebih
dahulu dalam merancang prosedur-prosedur mixed methods research, yaitu sebagai
berikut:
a) Timing (waktu)
Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam
pengumpulan data kualitatif dan kuantitatifnya. Apakah data akan dikumpulkan
secara bertahap (sekunsial) atau dikumpulkan pada waktu yang sama (konkuren).
Ketika data dikumpulkan secara bertahap, peneliti perlu menentukan apakah data
kuantitatif atau kualitatif yang akan dikumpulkan terlebih dahulu. Hal ini
tergantung pada tujuan awal peneliti. Bila data kualitatif dikumpulkan pertama,
tujuannya adalah untuk mengeksplorasi topik dengan cara mengamati partisipan di
lokasi penelitian. Setelah itu peneliti memperluas pemahamannya melalui tahap
kedua, yaitu data kuantitatif, di mana data dikumpulkan dari sejumlah besar
partisipan (biasanya sampel dari populasi). Ketika data dikumpulkan secara
konkuren, berarti data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan pada waktu yang
sama dan pelaksanaannya simultan (serempak). Pengumpulan data kuantitatif dan
kualitatif secara bersaman dianggap paling efektif karena tidak membutuhkan
waktu lama dalam proses pengumpulannya.
b) Weighting (bobot)
Bobot yang dimaksud dalam merancang prosedur mixed
methods adalah prioritas yang diberikan antara metode kuantitatif atau
kualitatif. Dalam studi tertentu bobot dapat sama atau seimbang. Dalam beberapa
penelitian lain mungkin lebih menekankan pada satu metode. Penekanan pada satu
metode tergantung dari kepentingan peneliti, keinginan pembaca (seperti pihak
kampus, organisasi profesional) dan hal apa yang ingin diutamakan oleh
peneliti. Dalam kerangka yang lebih praktis, bobot dalam mixed methods bisa
dipertimbangkan melalui beberapa hal, antara lain apakah data kualitatif dan
kuantitatif yang akan diutamakan terlebih dahulu, sejauh mana treatment
terhadap masing-masing dari kedua data tersebut atau apakah metode induktif
(seperti, membangun tema-tema dalam kualitatif) atau metode deduktif (seperti,
menguji suatu teori) yang akan diprioritaskan.
c) Mixing (pencampuran)
Mencampur (mixing) berarti bahwa data kualitatif dan
kuantitatif benar-benar dileburkan dalam satu end of continuum, dijaga
keterpisahannya dalam end of continuum yang lain atau dikombinasikan dengan
beberapa cara. Dua data bisa saja ditulis secara terpisah namun keduanya tetap
dihubungkan (connecting) satu sama lain selama tahap-tahap penelitian. bahwa
peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren dan
menggabungkan (integrating) database keduanya dengan mentransformasikan
tema-tema kualitatif menjadi angka-angka yang bisa dihitung (secara statistik)
dan membandingkan hasil penghitungan ini dengan data kuantitatif deskriptif.
Dalam hal ini, pencampuran menggabungkan dua database dengan meleburkan secara
utuh data kuantitatif dengan data kualitatif. Atau dalam hal lain, peneliti
tidak menggabungkan dua jenis metode penelitian yang berbeda tetapi sebaliknya
peneliti justru tengah menancapkan (embedding) jenis data sekunder (kualitatif)
ke dalam jenis data primer (kuantitatif) dalam satu penelitian. Database
sekunder memeinkan peran pendukung dalam penelitian ini.
d) Teorizing (teorisasi)
Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam
merancang mixed method adalah perspektif teori apa yang akan menjadi landasan
bagi keseluruhan prosesw/tahap penelitian perspektif ini bisa berupa teori
ilmu-ilmu sosial atau perspektif-perspektif teori lain yang lebih luas. Dalam
mixed methods research, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian untuk
membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam
penelitian, bagaimana data dikumpulkan dan implikasi-implikasi apa yang
diharapkan dari penelitian.
6.
Analisis Data Dan Prosedur-Prosedur Validasi Mixed
Methods
John W Creswell
(2009:933) menyebutkan beberapa analisis data mixed method yaitu:
A. Transformasi data. Dalam strategi-strategi kunkuren,
peneliti bisa saja menghitung data kuantitatif atau sebaliknya peneliti juga
dapat mengalifikasi data kuantitatif.
B. Mengeksplorasi outlier-outlier. Dalam
strategi-strategi sekuensial, analisis data kuantitatif pada tahap pertama
dapat menghasilkan kasus-kasus ekstrim dan outlier. Setelah analisis penliti
dapat menindaklanjuti dengan wawancara kualitatif tentang kasus-kasus outlier
tersebut untuk memperoleh penegtahuan tentang mengapa kasus ini
berbeda/menyimpang dari sampel kuantitatif.
C. Membuat instrument. Dengan menerapkan salah satu
strategi sekuensial sebelumnya, kumpulkan tema-tema atau statemen tertentu
tertentu dari partisipan pada tahap pertama, selanjutnya gunakan statemen
tersebut sebagai item-item spesifik dan temanya sebagai skala-skla untuk
membuat instrument survey kuantitatif. Pada tahap ketiga, cobalah menvalidasi
instrument tersebut dengan sampel yang representative dari populasi.
D. Menguji level-level ganda. Dengan menerapkan strategi
embedded konkuren, lalkukan survey (misalnya, pada kelompok-kelompok) untuk
mengumpulkan hasil-hasil kuantitatif tentang sampel. Pada waktu bersamaan,
lakukan wawancara kualitatif (seperti, pada individu-individu) untuk
mengeksplorasi suatu fenomena berdasarkan pandangan individu-individu dalam
kelompok-kelompok tersebut.
E. Membuat matriks/tabel. Dengan menerapkan salah satu
strategi konkuren yang sudah dijelaskan sebelumnya, kombinasikan
informasi-informasi yang diperoleh dari pengumpulan data kuantitatif dan
kualitatif kedalam bentuk matriks atau tabel.
Aspek lain dari
analisis data yang harus dideskripsikan dalam proposal proposal mixed method
adalah serangkaian langkah yang diambil untuk memerikasa validitas data
kuantitatif dan akurasi hasil kualitatif.
7.
Contoh Kasus Mixed
Methods
Menggunakan data kuantitatif :
faktor – faktor apa yang mempengaruhi sikap siswa terhadap kepemilikan buku
ajar yang tidak diwajibkan sekolah?
Menggunakan data kualitatif :
Ketika siswa menyebutkan salah satu faktor alasan yang mempengaruhi kepemilikan
buku ajar yang tidak diwajibkan sekolah, misalnya untuk memperoleh pengetahuan lebih,
apa yang dimaksudkan mereka?
Sumber :
John Creswell. 2015. Riset Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sumber : https://fredndilao.wordpress.com/2011/11/27/metode-penelitian-campuran/
masih bingung di saat harus menggunakan mix method. di satu sisi kunati di perlukan adanya perhitungan dan angka di lain sisi kualitatif dil larang adanya perhituingan dan angka. aah sudahlah
BalasHapusTerimakasih sangat membantu
BalasHapus