Teknik Sampling

Metodologi Penelitian Pendidikan; Selasa, 17 November 2015
Ruang PPG 2 Laboratorium Matematika UNY pukul 07.30 – 10.00 WIB

POPULASI DAN SAMPEL
1.    Populasi
Secara umum populasi diartikan sebagai kumpulan dari seluruh anggota atau elemen yang membentuk kelompok dengan karateristika yang jelas, baik berupa orang, objek, kejadian atau elemen yang lain (wagiran, 2012). Menurut Ary, dkk (dalam Wagiran, 2012)  “Population is all members of well defined class of people, events, or objek”. Maksudnya bahwa populasi merupakan semua anggota kelompok baik manusia, kejadian atau objek.
2.    Sampel
Wagiran (2012) mengemukakan bahwa sampel (cuplikan) merupakan kelompok kecil yang diambil dari populasi untuk kenudian diamati atau diteliti.
Pengertian sampel yang representatif mengacu pada hal-hal berikut:
a.    Jumlah atau besarnya mencukupi kebutuhan
b. Teknik pengambilannya memperhatikan karateristik populasi yang akan menjadi wilayah generalisasi.
c.    Sesuai dengan sifat penelitiannya (expo facto, eksperimen, R & B, dll)
d.   Tingkat ketelitian, efisiensi dan reliabilitas.
e.    Signifikansi praktis dan signifikansi statik.
Ada beberapa alasan mengapa sampel digunakan, yaitu:
a.    Untuk mengetahui karakteristik populasi
b.    Untuk menyingkat atau menghemat waktu
c.    Untuk irit biaya
d.   Untuk memperoleh data lebih akurat

3.    Cara menentukan Sampel
Berikut ini adalah beberapa teknik sampling Probability Sampling yang dapat dilakukan antara lain:
a.    Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dari populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen
Tahapan yang dilakukan dalam menarik sampel ini adalah
1.      Membentuk kerangka sampel dan kemudian memberi nomor urut seluruh unsur yang ada dalam kerangka sampel
2.      Memilih unsur yang akan dijadikan sampel dengan cara undian atau mengunakan angka acak
b.    Systematic Random Sampling
Jika populasi sangat banyak dan homogen, dan jumlah sampel yang akan diambil juga banyak, teknik penarikan sampel acak sederhana akan menyulitkan karena merepotkan dan lebih lama. Untuk itu, jika syarat populasi homogen, dapat digunakan cara yang lain yaitu teknik penarikan sampel acak sistematis (systematic random sampling)
Tahapan yang dilakukan untuk menarik sampel ini adalah sebagai berikut
1.      Susunlah kerangka sampel (daftar nama populasi) dalam kelompok dengan cara membagi jumlah populasi dengan jumlah responden
2.      Pilihlah satu kelompok yang ada dengan cara acak.
c.    Stratified Random Sampling
Dalam melaksanakan suatu penelitian, sering kita jumpai populasi yang kita miliki tidak memiliki sifat homogen , tetapi heterogen, yaitu karakteristik populasi yang kita miliki bervariasi. Misalnya penduduk Indonesia akan sangat heterogen jika dilihat dari pendidikan, agama, tempat tinggal, dan penghasilan. Oleh karena itu, teknik penarikan sampel yang digunakan pun harus melihat pada perbedaan sifat dari populasi. Teknik ini disebut teknik penarikan sample terlapis (stratified random sampling). Ada dua jenis stratified random sampling, yaitu proporsional sampel sebanding dengan jumlah populasi dan nonproporsional sampel tidak sebanding dengan jumlah populasi.
Tahapan yang dilakukan untuk menarik sampel ini adalah sebagai berikut.
1.    Tentukan karakteristik/ lapisan/ kelompok populasi
2.    Tentukan sampel dari setiap lapisan/ kelompok
3.    Pilih anggota sampel dengan bantuan teknik penarikan acak sampel sederhana
d.    Cluster Random Sampling
Teknik ini digunakan jika kita memiliki keterbatasan karena ketiadaan kerangka sampel (daftar nama seluruh anggota populasi), namun kita memiliki data yang lengkap tentang kelompok.
       Ada dua jenis teknik penarikan sampel ini yaitu teknik penarikan sampel kelompok satu tahap (a stage cluster random sampling atau lebih dikenal dengan cluster random sampling) dan banyak tahap ( multistage cluster random sampling)
Teknik penarikan sampel kelompok satu tahap digunakan jika sifat kelompok adalah homogen. Sementara itu, teknik penarikan sampel banyak tahap digunakan jika sifat kelompok pada populasi cenderung heterogen.
Berikut ini adalah beberapa teknik sampling Non Probability yang dapat dilakukan antara lain:
a.    Quota Sampling
Pada teknik ini peneliti menentukan jumlah respoden sebagai sampel. Mereka menemui dan mengambil data yang diperlukan, sampai data yang hendak diukur dapat tercapai (Wagiran, 2012). Sebagai contoh, suatu penelitian yang bertujuan untuk meneliti tentang profesionalisme pekeja dalam suatu perusaaan maka peneliti mencari responden yang banya dan proses pemilihannya harus merepresentasi subjek yang dibutuhkan dalam penelitian
b.    Convenience Sampling
Dalam teknik ini yang dijadikan sampel adalah orang atau objek yang mudah ditemui atau yang berada tepat pada waktu yang tepat, mudah ditemui dan dijangkau (Wagiran, 2012). Sebagai contoh, jika penelitian ingin meneliti suatu tempat misalkan SMP X dan SMP Y yang relatif dekat atau dalam dua sekolah ini akses untuk melakukan penelitian sangat mudah, walaupun terkadang tidak relevan dengan tujuan penelitian yang diharapkan
c.    Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang kita pilih ini mampu merepresentasikan tujuan penelitian yang hendak kita capai (Sugyono, 2011).  Sedangkan Wagiran (2012), suatu sampel dipilih berdasarkan penilaian atau pandangan dari peneliti berdasarkan tujuan dan maksud tertentu.
d.    Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah data yang sedikit tersebut belum mampu memberikan suatu keterangan yang jelas serta relevan dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai (Sugiyono, 2011).  Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menafsirkan karateristik yang jarang terjadi dalam populasi (Wagiran, 2012).
Error Samples
a.    Error Sistematik
Jika mendapat respon yang tidak akurat  (jangan hanya dengan wawancara tetapi dengan melakukan pengamatan)
b.    Sampling Error

Tes Jawab Singkat Menembus Ruang Waktu dan Refleksi Pertemuan 10


Refleksi kuliah 10 Filsafat Ilmu Pendidikan
NURAFNI RETNO KURNIASIH / 15709251007
Selasa, 24 November 2015 ruang 305b gedung pasca lama.
Prof.Dr.Marsigit, M.A.

Kuliah pada pertemuan kesepuluh dengan bapak Prof.Dr.Marsigit, MA di kelas A Program Pascasarjana UNY jurusan pendidikan matematika semester 1  angkatan 2015 pada pukul 11.10 dihadiri oleh mahasiswa kelas A yang berjumlah 20 orang. Diadakanlah tes jawab singkat lagi yang bertema “Ujian Menembus Ruang dan Waktu”. Adapun soal dan jawaban tes jawab singkat adalah sebagai berikut:

No
Soal
Jawab
1
Kontradiksinya Identitas
Tidak ada/ nihil
2
Identitasnya Kontradiksi
Kontradiksi = kontradiksi
3
Ontologinya Kontradiksi
Wadah dan isi
4
Ontologinya identitas
Wadah dan isi sama
5
Kontradiksinya ontologi
Bukan wadah dan bukan isi
6
Identitasnya ontologi
Wadah = wadah, isi = isi
7
Kontradiksinya fatal
Fatal ≠ fatal
8
Identitasnya fatal
Fatal = fatal
9
Kontradiksinya vital
vital ≠ vital
10
Identitasnya vital
vital = vital
11
Kontradiksinya ideal
ideal ≠ ideal
12
Identitasnya ideal
ideal = ideal
13
Kontradiksinya realisme
Analitik
14
Kontradiksinya analitik
Tidak logis
15
Kontradiksinya a priori
Tidak ada kesimpulan
16
Identitasnya analitik
Identitas
17
Kontradiksinya sintetik
analitik
18
Identitasnya sintetik
Nihil
19
Kontradiksinya a posteriori
A priori
20
Identitasnya a posteriori
Kesimpulan sama untuk semua pengalaman
21
Kontradiksinya dewa
dewa yang banyak
22
Identitasnya dewa
Dewa yang satu
23
Kontradiksinya psikologi
Bukan gejala jiwa
24
Psikologinya kontradiksi
pikiran
25
Psikologi itu sendiri
Tunggalnya psikologi
26
Psikologi identitas
pikiran
27
Kontradiksinya masyarakat
Anomali
28
Identitasnya masyarakat
Masyarakat homogen
29
Masyarakatnya Kontradiksi
Anarkis
30
Masyarakatnya identitas
Totaliter
31
Kontradiksinya badanku
Komplikasi
32
Badannya Kontradiksi
Predikat
33
Identitasnya badanku
Badanku ideal
34
Badannya identitas
Q = Q
35
Kontradiksinya metafisik
Kontradiksi
36
Metafisiknya kontradiksi
Predikat himpunan sebagai subjek
37
Identitasnya metafisik
Mono
38
Metafisiknya identitas
Q = Q
39
Kontradiksinya teleologi
Jauh itu dekat
40
Teleologinya Kontradiksi
Kontradiksi akan datang
41
Identitasnya teleologi
Tunggalnya akan datang
42
Teleologinya identitas
Identitas akan datang
43
Kontradiksinya epoche
Epoche ≠ epoche
44
Epochenya Kontradiksi
Kontradiksi dalam epoche
45
Identitasnya epoche
Epoche tunggal
46
Epochenya identitas
Identitas di dalam epoche
47
Kontradiksinya formal
Aturan saling bertentangan
48
Identitasnya formal
Aturan tunggal
49
Formalnya Kontradiksi
Standar ganda
50
Formalnya identitas
Universal value

Setelah tes jawab singkat di laksanakan, bapak Marsigit membuka karyanya yang dipresentasikan pada acara APEC-Chiang Mai International Symposium pada tanggal 1-6 November 2010. Tulisannya berjudul “The ICEBERG Approach of Learning Fractions in Junior High School: Teachers’ Reflection Prior Lesson Study Activities”.
Didalam presentasi itu diantaranya menjelaskan tentang hermeneutika kehidupan dan kaitannya dengan kurikulum di Indonesia, filsafat gunung yang artinya semakin meninggi dimensinya semakin mengerucut, yang kemudian filsafat gunung disesuaikan istilahnya dengan dunia barat dan disebut Iceberg. Selanjutnya berbicara tentang fenomenologi, tentang kesiapan siswa dalam matematika, alur sejarah filsafat ilmu mulai dari Yunani Kuno(Philosophy-Epistemology-Mathematics-Foundation), terbentuknya ilmu menurut Immanuel Kant (sudah dibahas pada pertemuan kuliah sebelumnya) dimana alasan manusia bisa berpikir adalah karena adanya potensi fatal dan vital, Masalah – masalah mengajar matematika di Indonesia, matematika murni, dan kaitan filsafat gunung dengan cara mengajar dalam matematika.

Karya bapak Marsigit original dan sangat menarik, apalagi sudah dipresentasikan di Chiang Mai. Mempelajari filsafat jadi lebih mudah dipahami jika ditambahkan visualisasi. Berawal dari filsafat ilmu, ternyata dapat dikaitkan dengan semua aspek dalam kehidupan, dalam hal ini lebih terfokus pada pembelajaran matematika. Sangat menarik. Untuk itu bagi calon guru matematika yang sudah mempelajari filsafat seyogyanya menerapkan ilmu filsafat yang diperolehnya untuk diterapkan langsung dalam proses pembelajaran. Sumber dapat dibuka, di donwnload, dibaca dan dipelajari di https://uny.academia.edu/MarsigitHrd